Penyakit Yang Harus Di Waspadai Saat Musim Kemarau
http://areatasik.blogspot.com/2015/09/penyakit-yang-harus-di-waspadai-saat.html
Saat musim kemarau yang panas seperti sekarang ini, daya
tahan tubuh cenderung menurun. Selain itu, udara kering, sumber air berkurang,
banyak lalat dan debu membuat orang mudah terserang beberapa penyakit.
Setidaknya ada 5 penyakit yang perlu diwaspadai saat musim kemarau.
Tak hanya pancaroba, musim kemarau yang panjang juga bisa
menurunkan daya tahan tubuh. Ditambah lagi dengan berkurangnya sumber air
bersih dan udara yang kering, membuat lingkungan menjadi semakin tidak sehat.
Inilah yang menyebabkan beberapa penyakit marak di musim kemarau.
Menurut Dr.dr.Ari F Syam SpPD-kGEH,MMB,FINASIM,FACP, pakar
penyakit dalam dari Universitas Indonesia, saat dihubungi detikHealth, Rabu
(14/9/2011), setidaknya ada 5 penyakit yang perlu diwaspadai saat musim
kemarau, yaitu:
1. Campak Jerman (campak 3 hari)
Dalam cuaca panas, daya tahan tubuh cenderung melemah
sehingga rentan terhadap infeksi virus. Salah satu infeksi virus yang tengah
mewabah adalah Campak Jerman atau biasa dikenal campak 3 hari, yang ditandai
dengan ruam kemerahan di permukaan kulit.
Campak Jerman (Rubella) ini berbeda dengan campak biasa
(measles) yang berlangsung lama dan penyembuhan luka yang juga lama. Campak
Jerman hanya berlangsung 3 hari dan tidak terlalu berbahaya kecuali pada ibu
hamil karena bisa menyebabkan kecacatan janin.
Infeksi virus Campak Jerman ditandai dengan demam tinggi dan
ruam merah di permukaan kulit, kadang-kadang disertai nyeri di tenggorokan saat
dipakai untuk menelan. Umumnya Campak Jerman tidak mematikan, namun harus diwaspadai
pada ibu hamil karena bisa memicu keguguran.
Untuk mencegah penularan Campak Jerman, hal yang pertama
kali harus dilakukan adalah menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan
bergizi. Buah-buahan dan sayuran yang banyak mengandung vitamin sangat
dianjurkan, jika perlu bisa ditambah suplemen Vitamin C dan B kompleks.
Selain itu, jika tidak ada hal yang sangat penting sebaiknya
tidak berlama-lama melakukan aktivitas di bawah terik matahari. Kalaupun
terpaksa harus keluar ruangan, sebaiknya memakai payung atau pelindung lainnya
supaya tubuh tidak kepanasan.
2. Flu Singapura
Menurunnya daya tahan tubuh juga membuat Flu Singapura atau
dalam ilmu kedokteran dikenal dengan Hand Foot and Mouth Disease (HFMD) marak
di masyarakat, khususnya pada anak-anak.
Penyakit ini menyerupai flu yang disertai dengan
terbentuknya lesi vesikular (bintil berisi cairan) di sekitar tangan, kaki, dan
mulut. Gejala awal dari flu Singapura sama seperti flu pada umumnya seperti
demam, sakit tenggorokan, pilek, sakit sepala, nyeri sendi, hilang nafsu makan,
peradangan pada saluran nafas atas.
Flu Singapura ini tidaklah berbahaya dan ganas, bahkan
penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya bila daya tahan tubuh pasein baik.
Namun, flu Singapura sangat mudah menular. Penularannya sama
seperti penularan flu pada umumnya, yaitu melalui kontak langsung saat bicara,
batuk, bersin, yang dapat mengeluarkan cairan saluran nafas. Bisa juga melalui
cairan lesi vasekular yang mengenai kulit. Yang paling rentan pada anak-anak
adalah melalui mainan yang digigit.
3. Sakit mata
Udara yang kering dan tidak sehat, debu dan asap yang
beterbangan juga membuat orang lebih mudah mengalami sakit mata di musim
kemarau. Menggunakan kacamata bisa menjadi salah satu cara pencegahan sakit
mata.
Pengobatan yang diberikan tergantung dari penyebab
infeksinya, perawatan yang diberikan biasanya meliputi kompres, obat tetes
mata, salep atau antibiotik. Hal yang membuat sakit mata lama untuk sembuh
karena adanya infeksi kedua yang biasanya disebabkan oleh kuman atau bakteri.
4. Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA)
Udara yang panas akan membuat orang cenderung berkeringat.
Selain itu, saat kemarau lingkungan cenderung tidak sehat, debu dan asap yang
akan merangsang terjadinya iritasi saluran pernafasan atas dan berlanjut
menjadi infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).
Keterbatasan air bersih membuat asupan air juga menurun.
Jika minum dibatasi maka akan merangsang terjadinya iritasi saluran pernafasan
atas. Selain itu udara yang panas membuat orang cenderung mengonsumsi air
dingin atau es. Kondisi inipun akan merangsang iritasi yang terjadi pada
saluran pernafasan atas dan menyebabkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.
"Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan agar kita
terhindar dari infeksi saluran nafas atas. Upaya pencegahan menghindari
terpapar dengan udara langsung, tetap mempertahankan banyak minum dan tentu
tidak minum air es sehingga saluran pernafasan atas tidak kering dan tidak
teriritasi," jelas Ketua Advokasi PB PAPDI (Pengurus Besar Perhimpunan
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia).
5. Diare
Air bersih yang terbatas membuat lingkungan menjadi relatif
lebih kotor dan masyarakat membatasi penggunaan air bersih. Kondisi lingkungan
yang kotor ini akan membuat lalat menjadi lebih banyak, sehingga membuat
makanan dan minuman menjadi mudah tercemar. Apabila kondisi ini terjadi maka
angka kejadian diare akan meningkat.
"Penelitian-penelitian di masyarakat menunjukkan bahwa
terbatasnya air bersih merupakan salah satu faktor utama penyebab meningkatnya
kejadian diare. Oleh karena itu, kemungkinan peningkatan kasus diare harus
diantisipasi terutama oleh Puskesmas khususnya pada wilayah-wilayah dimana
masyarakatnya mengalami krisis air bersih," jelas Dr Ari.
Jika mengalami diare, maka yang harus dicegah adalah
kekurangan cairan dan elektrolit. Kekurangan cairan dan elektrolit jika tidak
terdeteksi dan tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan komplikasi yang
lanjut seperti gangguan fungsi ginjal sampai menyebabkan kematian.
"Cairan yang mengandung elektrolit seperti oralit
sebaiknya segera harus diberikan dan disesuaikan dengan jumlah atau banyaknya
feses cair yang dikeluarkan. Jika kondisi dehidrasi cukup berat atau pasien
tidak bisa mengonsumsi minuman akibat mual dan muntahnya, maka pasien perlu
perawatan di rumah sakit untuk mendapatkan infus cairan untuk mengatasi
dehidrasi yang terjadi," jelas Dr Ari.